Perbedaan Reseller dan Dropship

Ternyata masih ada beberapa orang yang belum mengetahui perbedaan reseller dan dropship. Buktinya beberapa waktu lalu ada seorang pelanggan kami menyampaikan pernyataan yang menunjukkan bahwa dirinya tidak mengetahui perbedaan keduanya. Yang betul sebenarnya dropshipper untuk menyatakan orang yang melakukan sistem dropship. Dropship itu sendiri adalah sistem jual – belinya. Jadi yang benar perbedaan reseller dan dropshipper

Dari segi harga, reseller dan dropshipper biasanya sama saja. Hanya beberapa orang yang membedakan harga. Sebab pengiriman dropshipping lebih rumit. Nah sekarang sebenarnya apa sih perbedaan antara dropshipper dan reseller?
Reseller dan dropshipper sebenarnya mempunyai makna yang sama, yaitu orang yang membeli barang untuk dijual kembali. Namun perbedaannya terletak pada proses pengiriman barang. Reseller barang dikirim dari penjual langsung ke pembeli yang akan menjual kembali ke orang lain. Sedangkan dropshipper proses pengirimannya secara dropshipping, tidak mampir ke reseller. Rumit ya, hihi.
Sebenarnya yang lebih mudah dipahami itu reseller, sama seperti penjual-penjual pada umumnya. Si A membeli barang kepada si B, kemudian setelah pembayaran dilakukan oleh si A, barang dikirim langsung dari si B ke si A. Layaknya seorang pedagang membeli dagangannya (kulakan) untuk dijual di lapaknya.
Sedangkan dropshipper, sistemnya si A (sebagai reseller) membeli barang kepada si B, sebelum membeli barang si B, si A sudah menjual barangnya si B (atau barang yang sama dengan barang yang dimiliki si B) terlebih dahulu kepada si C. Setelah si C membayar kepada si A, baru si A membeli kepada si B dengan catatan, si B mengirim barangnya langsung kepada si C dengan atas nama si A. Tentu setelah pembayaran terjadi. Lihat ilustrasinya di bawah ini.

Sebenarnya reseller dan dropship itu sama, persamaannya ada pada tujuannya. Keduanya sama-sama sebagai penjual, menjual barang yang sudah dibelinya kepada orang lain. Reseller biasanya punya stok barang, meskipun tidak sedikit. Sedangkan dropshipper tidak punya stok barang, hanya mempunyai gambar-gambar yang belum ada barangnya. Sehingga dropshipper bisa jualan tanpa modal banyak uang.
Saya sendiri lebih suka berhubungan langsung dengan reseller daripada dropship. Oleh karenanya saya hanya menerima reseller, tidak menerima dropshipper, hehe. Agak kejam sih, tapi menurutku dropshipper itu kurang bersih sistemnya. Bagaimana tidak, mereka biasanya mengaku barang yang dipasarkan ready stock / punya sendiri atau sejenisnya. Terlebih ketika melakukan pengiriman barang diatasnamakan dropshipper padahal pengirimnya adalah orang lain. Ditambah lagi permintaan dropshipper untuk tidak mencantumkan alamat pengirim. Rasanya kok nggak tega sama pembelinya si dropshipper, hehe.

So, mudah-mudahan sekarang yang belum tahu perbedaan antara reseller dan dropshipper jadi lebih terang. Percayalah menjadi seorang dropshipper itu susah meskipun modalnya hampir dikatakan tidak ada. Kita harus mencari barang dan memastikannya kalau barang yang dipesan oleh pelanggan kita tersedia di supplier. Untuk itu komunikasi dropshipper dan supplier harus intens, tetapi kadang-kadang ada beberapa supplier yang responnya lambat sedangkan pelanggan sudah nggak sabar.

Most Reading

Stats